Sabtu, 20 Juli 2013

Observasi




BAB I
PENDAHULUAN
                                          1.1       Latar belakang
      Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan Negara kita, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dari arti dari semboyan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap daerah di Indonesia sangat berbeda budaya, masyarakat maupun corak kehidupannya. Perbedaan kehidupan akan mempengaruhi kebutuhan pada daerah itu, begitu juga pendidikan pada daerah itu sendiri, sebagaimana kita tahu lulusan terbagi dalam tiga kelompok, yaitu; kelompok yang akan terjun ke masyarakat sekolah, keklompok yang akan terjun ke masyarakat tidak jauh dari tempat tinggalnya dan kelompok yang terjun ke tempat pelosok jauh dari masyarakat di sekitarnya.
      Muatan Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan kepada siswa (Kemendiknas). Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda Mulok-nya karena kebutuhan masyarakat di setiap derah berbeda. Pembelajaran mulok haruslah sesuai dengan potensi alam di daerahnya.
1.2    Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1.      Apa itu muatan lokal ?
2.      Bagaimana cara mengembangan muatan lokal SD Negeri Keseneng ?
3.      Apa kendala pembelajaran bagi guru dan murid SD Negeri Keseneng ?
4.      Apa Manfaat muatan lokal ?
1.3   Tujuan Penulisan
Kegiatan observasi di SD Negeri Keseneng , bertujuan untuk :
  1. Mengetahui arti muatan lokal.
  2. Mengetahui cara pengembangan muatan lokal.
  3. Apa kendala pembelajaran bagi guru dan murid.
  4. Manfaat muatan lokal bagi.


1.4 Manfaat
           Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun  langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji. Agar mahasiswa menjadi lebih tahu tentang kurikulum, dan nantinya saat para mahasiswa menjadi seorang guru atau tenaga didik, dapat menyampaikan kurikulum yang lebih baik, dan tentunya dalam pengembanganya dan juga dapat menggunakan metode yang lebih baik juga, yang sekiranya dapat membuat para siswa lebih menyukai, dan mudah dalam memahami mata pelajaran.
1.5  Metode penelitian
     Metode pengumpul data pada kegiatan observasi ini adalah dengan teknik non tes. Teknik  non tes yang digunakan adalah  wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu. Penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah Bapak selaku kepala sekolah SD Negeri Keseneng untuk mengetahui lebih banyak tentag pengemabangan muatan lokal di SD Negeri Keseneng.
  Top of Form
1.6 Rencana Observasi
1.      Membuat Pemberitahuan kepada pihak SD Negeri  Keseneng.
2.       Mengurus surat administrasi untuk melakukan observasi.
3.       Pengiriman surat kepada Kepala Sd Negeri  Keseneng
4.       Penyusunan kerangka kerja dalam observasi bersamaan dengan proses ACC dari  Kepala Sekolah SD Negeri  Keseneng.
5.    Membuat perjanjian wawancara dengan kepala sekolah, guru akuntansi, guru          mulok dan pembina ekstrakurikuler di SD Negeri  Keseneng.
6.       Pelaksanaan Wawancara dan Observasi di SD Negeri Keseneng.

    1.7 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Observasi
1.   Waktu
Kegiatan Observasi  ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 19 Juni 2013.
2. Tempat
Kegiatan Observasi Pengembangan Muatan Lokal Sekolah ini dilaksanakan di SD Negeri Keseneng  yang berlokasi di  Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.


BAB II

      KAJIAN  TEORI

       2.1 Muatan lokal
            Muatan Lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran Muatan Lokal ditentukan oleh satuan pendidikan dan tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
            Muatan Lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Keberadaan mata pelajaran Muatan Lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip pengembangan KTSP bahwa kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan, sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
            Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran Muatan Lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun pembelajaran, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan lebih dari satu mata pelajaran Muatan Lokal untuk setiap tingkat.
2.2 Tujuan dan Fungsi Muatan Lokal
            Tujuan muatan lokal adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa secara khusus pelajaran muatan lokal bertujuan agar peserta didik :
a.   Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya.
b.   Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai  daerahnya  yang  berguna  bagi  dirinya  maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.
c.   Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
            Pemahaman terhadap konsep dasar dan tujuan muatan lokal di atas, menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum muatan lokal pada hakekatnya bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara peserta didik dengan lingkungannya (E. Mulyasa, 2007: 274)
            Adapun fungsi muatan lokal (Abdullah Idi, 2007: 266-267) dalam komponen kurikulum secara keseluruhan memiliki fungsi sebagai berikut:
a.   Fungsi Penyesuaian
            Sekolah merupakan komponen dalam masyarakat, sebab sekolah berada dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, program sekolah harus disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan daerah dan masyarakat. Demikian juga pribadi- pribadi yang ada dalam sekolah yang hidup dalam lingkungan masyarakat,  sehingga  perlu  diupayakan  agar  setiap  pribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan daerah lingkungannya.
b.   Fungsi Integrasi
            Peserta  didik  adalah   bagian  integral  dari   masyarakat. Karena itu, muatan lokal merupakan program pendidikan yang berfungsi mendidik pribadi-pribadi peserta didik agar dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat dan lingkungannya atau berfungsi untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi peserta didik dengan masyarakat.
c.   Fungsi Perbedaan
            Peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda. Pengakuan atas perbedaan berarti memberi kesempatan bagi setiap pribadi untuk memilih apa yang sesuai dengan minat,bakat, dan kemampuannya. Muatan lokal adalah suatu program pendidikan yang pengembangannya bersifat luwes, yaitu program   pendidikan   yang   pengembangannya   disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik, lingkungan dan daerahnya. Hal ini bukan berarti muatan lokal akan mendidik setiap pribadi yang individualistik, akan tetapi muatan lokal harus dapat berfungsi untuk mendorong dan membentuk peserta didik kearah kemajuan sosialnya dalam masyarakat.
            Berdasarkan tujuan dan fungsi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan tujuan dan fungsi muatan lokal keterampilan adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik serta mata pelajaran muatan lokal keterampilan ini menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, memberikan bekal agar siswa dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar, serta memberikan wawasan agar siswa mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki dan kemampuan dasar tersebut menjadi kelebihan dari siswa itu sendiri.



BAB III
       HASIL OBSERVASI

             3.1 Jenis Muatan Lokal SD
            Jenis  mulok di SD Negeri 1 Keseneng ada 4, meliputi muatan lokal Sekolah: Rebana, muatan lokal Kecamatan: Seni Tari, muatan lokal Kabupaten: Macapat, serta muatan lokal Provinsi: Bahasa Jawa. Muatan lokal merupakan anjuran dari dinas pendidikan Provinsi Jawa Tengah yaitu sesuai SK dari Gubernur. Selain itu muatan lokal disesuaikan dengan keadaan lingkungan serta potensi alam yang ada di daerah tersebut.
             3.2 Alokasi Waktu
Muatan lokal diatas diajarkan 2 jam dalam 1 minggunya, terutama muatan lokal Bahasa Jawa, untuk muatan lokal yang lain seperti rebana, macapat, serta seni tari dimasukkan dalam kegiatan ekstrakulikuler. Ekstrakulikuler dengan alokasi waktu 4 jam dalam seminggu. Untuk.
              3.3 Metode Pembelajaran
1.      Muatan lokal Bahasa Jawa
          Menggunakan metode tatap muka dengan guru kelas, pengajaran dilakukan secara langsung. Misalnya Guru menjelaskan isi buku panduan kepada siswa, mengenai menulis huruf jawa, membaca, mendengarkan, serta berbicara dengan bahasa jawa dengan baik dan benar.
2.      Muatan lokal Macapat
Menggunakan metode praktek langsung mendengarkan dan menirukan  intonasi dari guru sesuai dengan notasi tembang yang dipelajari.
3.      Muatan lokal Seni Tari
Menggunakan metode praktek langsung menirukan gerakan yang diajarkan oleh pengajar. Dalam muatan lokal seni tari ini biasanya ada guru tersendiri.
4.      Muatan lokal Rebana
Menggunakan metode  tatap muka dengan guru pembimbing secara langsung, yaitu dengan praktek dan mendengarkan ketukan irama. Guru hanya membimbing setiap alat musik, kemudian menyamakan ketukan secara bersama.
Metode yang dilakukan tidak hanya terpaku pada metode diatas. Tetapi adakalanya guru pembimbing menggunakan metode lain selain metode diatas, menyesuaikan dengan kondisi siswa serta materi yang diajarkan.
             3.4 Penilaian
            Untuk penilaian muatan lokal secara keseluruhan, menggunakan metode tes (menulis, membaca, mendengarkan, mempraktikkan materi yang telah diajarkan),  penugasan,  tentunya dengan menggunakan bahasa jawa.
              3.5 Manfaat
1.      Melestarikan kebudayaan yang ada di daerah.
2.      Mengenalkan kebudayaan daerah.
3.      Dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada dilingkungan sekitar
4.      Menyalurkan bakat dan minat dari siswa.
5.      Menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah.
6.      Mampu mengapresiasikan Kebudayaan daerah
7.      Dapat menciptakan lapangan pekerjaan
8.      Dapat mengembangkan lingkungan yang berbudaya.




BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis pada bagian depan dapat disimpulkan:
1.                  Bahwa muatan lokal di SD Negeri 1 Keseneng sudah berjalan dengan baik sesuai dengan kurikulum yang ditentukan SK Gubernur.
2.                  Bahwa muatan lokal memberikan dampak positif bagi siswa dalam rangka mengembangkan potensi lingkungan.
3.                  Bahwa muatan lokal  dapat menujang keterampilan siswa disamping mata pelajaran utama.

4.2 Saran-saran
Sebagai salah satu upaya untuk ikut mengembangkan pemikiran dalam rangka meningkatkan pendidikan dalam kegiatan observasi di SD Negeri 1 Keseneng, maka kami sampaikan beberapa saran, yaitu:
1.                  Hendaknya Kepala Sekolah membina terus guru, agar selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran terutama muatan lokal, baik dalam jam pelajaran maupun ekstrakulikuler.
2.                  Hendaknya Pemerintanh memperhatikan sarana dan prasarana penunjang dalam mengembangkan muatan lokal.
3.                  Sebaiknya siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran muatan lokal yang diadakan sekolah.
4.                  Orang tua sebaiknya mendukung dan memfasilitasi anak dalam mengembangkan bakat dan minat.
5.                  Diharapkan Guru dapat memberikan motivasi kepada siswa agar timbul kesadaran untuk mencintai budaya daerah.

                                               

         



DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

           

SD NEGERI KESENENG