BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Bhineka
Tunggal Ika, itulah semboyan Negara kita, yang artinya walaupun berbeda-beda
tetapi tetap satu jua, dari arti dari semboyan tersebut dapat disimpulkan bahwa
setiap daerah di Indonesia sangat berbeda budaya, masyarakat maupun corak
kehidupannya. Perbedaan kehidupan akan mempengaruhi kebutuhan pada daerah itu,
begitu juga pendidikan pada daerah itu sendiri, sebagaimana kita tahu lulusan
terbagi dalam tiga kelompok, yaitu; kelompok yang akan terjun ke masyarakat
sekolah, keklompok yang akan terjun ke masyarakat tidak jauh dari tempat
tinggalnya dan kelompok yang terjun ke tempat pelosok jauh dari masyarakat di
sekitarnya.
Muatan
Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program pendidikan yang isi dan
media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan
lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan
kepada siswa (Kemendiknas). Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda Mulok-nya
karena kebutuhan masyarakat di setiap derah berbeda. Pembelajaran mulok
haruslah sesuai dengan potensi alam di daerahnya.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Apa itu muatan lokal ?
2. Bagaimana cara mengembangan muatan lokal SD Negeri
Keseneng ?
3. Apa kendala pembelajaran bagi guru dan murid SD Negeri
Keseneng ?
4. Apa Manfaat muatan lokal ?
1.3 Tujuan Penulisan
Kegiatan observasi di SD
Negeri Keseneng , bertujuan untuk :
- Mengetahui arti muatan
lokal.
- Mengetahui cara
pengembangan muatan lokal.
- Apa kendala pembelajaran
bagi guru dan murid.
- Manfaat muatan lokal bagi.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan
terjun langsung ke lapangan dan memberikan
pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta
pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji. Agar mahasiswa menjadi
lebih tahu tentang kurikulum, dan nantinya saat para mahasiswa menjadi seorang guru
atau tenaga didik, dapat menyampaikan kurikulum yang lebih baik, dan tentunya
dalam pengembanganya dan juga dapat menggunakan metode yang lebih baik juga,
yang sekiranya dapat membuat para siswa lebih menyukai, dan mudah dalam
memahami mata pelajaran.
1.5 Metode penelitian
Metode pengumpul data pada kegiatan
observasi ini adalah dengan teknik non tes. Teknik non tes yang digunakan adalah wawancara adalah suatu teknik pengumpulan
data dengan tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung yang
terarah pada tujuan tertentu. Penulis melakukan wawancara terhadap kepala
sekolah Bapak selaku kepala sekolah SD Negeri Keseneng untuk mengetahui lebih
banyak tentag pengemabangan muatan lokal di SD Negeri Keseneng.
Top of Form
1.6 Rencana Observasi
1.
Membuat Pemberitahuan
kepada pihak SD Negeri Keseneng.
2.
Mengurus surat administrasi untuk melakukan
observasi.
3.
Pengiriman surat kepada Kepala Sd Negeri Keseneng
4.
Penyusunan kerangka kerja dalam observasi
bersamaan dengan proses ACC dari Kepala
Sekolah SD Negeri Keseneng.
5. Membuat perjanjian wawancara dengan kepala sekolah, guru
akuntansi, guru mulok dan pembina ekstrakurikuler di SD Negeri Keseneng.
6.
Pelaksanaan Wawancara dan Observasi di SD
Negeri Keseneng.
1.7 Waktu
dan Tempat Pelaksanaan Observasi
1. Waktu
Kegiatan
Observasi ini dilaksanakan pada hari
Rabu, tanggal 19 Juni 2013.
2. Tempat
Kegiatan
Observasi Pengembangan Muatan Lokal Sekolah ini dilaksanakan di SD Negeri
Keseneng yang berlokasi di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Muatan lokal
Muatan Lokal adalah kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran Muatan Lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan dan tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan Lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan
kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Keberadaan mata pelajaran Muatan Lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar
penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya
terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan
salah satu prinsip pengembangan KTSP bahwa kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan, sejalan dengan motto
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran Muatan Lokal setiap semester. Ini berarti
bahwa dalam satu tahun pembelajaran, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
lebih dari satu mata pelajaran Muatan Lokal untuk setiap tingkat.
2.2 Tujuan dan Fungsi Muatan Lokal
Tujuan muatan lokal adalah untuk
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik
agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai
dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan
daerah serta pembangunan nasional.
Lebih
lanjut dikemukakan, bahwa secara khusus pelajaran muatan lokal bertujuan agar
peserta didik :
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan
lingkungan alam, sosial, dan budayanya.
b. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan
serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna
bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.
c. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras
dengan nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.
Pemahaman terhadap konsep dasar dan
tujuan muatan lokal di atas, menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum muatan
lokal pada hakekatnya bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara peserta didik
dengan lingkungannya (E. Mulyasa, 2007: 274)
Adapun fungsi muatan lokal (Abdullah
Idi, 2007: 266-267) dalam komponen kurikulum secara keseluruhan memiliki fungsi
sebagai berikut:
a. Fungsi Penyesuaian
Sekolah merupakan komponen dalam
masyarakat, sebab sekolah berada dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu,
program sekolah harus disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan daerah dan
masyarakat. Demikian juga pribadi- pribadi yang ada dalam sekolah yang hidup
dalam lingkungan masyarakat, sehingga perlu
diupayakan agar setiap
pribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan daerah lingkungannya.
b. Fungsi Integrasi
Peserta didik
adalah bagian integral
dari masyarakat. Karena itu,
muatan lokal merupakan program pendidikan yang berfungsi mendidik
pribadi-pribadi peserta didik agar dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat
dan lingkungannya atau berfungsi untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi
peserta didik dengan masyarakat.
c. Fungsi Perbedaan
Peserta didik yang satu dengan yang
lain berbeda. Pengakuan atas perbedaan berarti memberi kesempatan bagi setiap
pribadi untuk memilih apa yang sesuai dengan minat,bakat, dan kemampuannya.
Muatan lokal adalah suatu program pendidikan yang pengembangannya bersifat
luwes, yaitu program pendidikan yang
pengembangannya disesuaikan
dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik, lingkungan dan
daerahnya. Hal ini bukan berarti muatan lokal akan mendidik setiap pribadi yang
individualistik, akan tetapi muatan lokal harus dapat berfungsi untuk mendorong
dan membentuk peserta didik kearah kemajuan sosialnya dalam masyarakat.
Berdasarkan tujuan dan fungsi
tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan tujuan dan fungsi muatan lokal
keterampilan adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap
hidup kepada peserta didik serta mata pelajaran muatan lokal keterampilan ini
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, memberikan bekal agar siswa dapat
bermanfaat untuk masyarakat sekitar, serta memberikan wawasan agar siswa
mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki dan kemampuan dasar tersebut menjadi
kelebihan dari siswa itu sendiri.
BAB III
HASIL OBSERVASI
3.1
Jenis Muatan Lokal SD
Jenis
mulok di SD Negeri 1 Keseneng ada 4,
meliputi muatan lokal Sekolah: Rebana, muatan lokal Kecamatan: Seni Tari,
muatan lokal Kabupaten: Macapat, serta muatan lokal Provinsi: Bahasa Jawa.
Muatan lokal merupakan anjuran dari dinas pendidikan Provinsi Jawa Tengah yaitu
sesuai SK dari Gubernur. Selain itu muatan lokal disesuaikan dengan keadaan
lingkungan serta potensi alam yang ada di daerah tersebut.
3.2
Alokasi Waktu
Muatan lokal diatas diajarkan 2 jam
dalam 1 minggunya, terutama muatan lokal Bahasa Jawa, untuk muatan lokal yang
lain seperti rebana, macapat, serta seni tari dimasukkan dalam kegiatan
ekstrakulikuler. Ekstrakulikuler dengan alokasi waktu 4 jam dalam seminggu.
Untuk.
3.3
Metode Pembelajaran
1.
Muatan lokal Bahasa Jawa
Menggunakan metode tatap muka dengan
guru kelas, pengajaran dilakukan secara langsung. Misalnya Guru menjelaskan isi
buku panduan kepada siswa, mengenai menulis huruf jawa, membaca, mendengarkan,
serta berbicara dengan bahasa jawa dengan baik dan benar.
2.
Muatan lokal Macapat
Menggunakan
metode praktek langsung mendengarkan dan menirukan intonasi dari guru sesuai dengan notasi
tembang yang dipelajari.
3.
Muatan lokal Seni Tari
Menggunakan
metode praktek langsung menirukan gerakan yang diajarkan oleh pengajar. Dalam
muatan lokal seni tari ini biasanya ada guru tersendiri.
4.
Muatan lokal Rebana
Menggunakan
metode tatap muka dengan guru pembimbing
secara langsung, yaitu dengan praktek dan mendengarkan ketukan irama. Guru
hanya membimbing setiap alat musik, kemudian menyamakan ketukan secara bersama.
Metode yang
dilakukan tidak hanya terpaku pada metode diatas. Tetapi adakalanya guru
pembimbing menggunakan metode lain selain metode diatas, menyesuaikan dengan
kondisi siswa serta materi yang diajarkan.
3.4
Penilaian
Untuk
penilaian muatan lokal secara keseluruhan, menggunakan metode tes (menulis,
membaca, mendengarkan, mempraktikkan materi yang telah diajarkan), penugasan,
tentunya dengan menggunakan bahasa jawa.
3.5
Manfaat
1.
Melestarikan kebudayaan yang
ada di daerah.
2.
Mengenalkan kebudayaan
daerah.
3.
Dapat mengembangkan
potensi-potensi yang ada dilingkungan sekitar
4.
Menyalurkan bakat dan minat
dari siswa.
5.
Menumbuhkan rasa cinta
terhadap budaya daerah.
6.
Mampu mengapresiasikan
Kebudayaan daerah
7.
Dapat menciptakan lapangan
pekerjaan
8.
Dapat mengembangkan
lingkungan yang berbudaya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis pada bagian
depan dapat disimpulkan:
1.
Bahwa muatan lokal di SD Negeri 1 Keseneng sudah
berjalan dengan baik sesuai dengan kurikulum yang ditentukan SK Gubernur.
2.
Bahwa muatan lokal memberikan dampak positif bagi
siswa dalam rangka mengembangkan potensi lingkungan.
3.
Bahwa muatan lokal
dapat menujang keterampilan siswa disamping mata pelajaran utama.
4.2 Saran-saran
Sebagai salah satu upaya
untuk ikut mengembangkan pemikiran dalam rangka meningkatkan pendidikan dalam
kegiatan observasi di SD Negeri 1 Keseneng, maka kami sampaikan beberapa saran,
yaitu:
1.
Hendaknya Kepala Sekolah membina terus guru, agar
selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran terutama muatan lokal, baik dalam jam
pelajaran maupun ekstrakulikuler.
2.
Hendaknya Pemerintanh memperhatikan sarana dan
prasarana penunjang dalam mengembangkan muatan lokal.
3.
Sebaiknya siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran muatan lokal yang diadakan sekolah.
4.
Orang tua sebaiknya mendukung dan memfasilitasi anak
dalam mengembangkan bakat dan minat.
5.
Diharapkan Guru dapat memberikan motivasi kepada siswa
agar timbul kesadaran untuk mencintai budaya daerah.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SD NEGERI KESENENG