Hakikat Bimbingan di Sekolah Dasar
1. Makna dan prinsip umun bimbingan
a. Makna bimbingan
Bimbingan
adalah proses membentuk individu untuk mencapai perkembangan optimal.dari
definisi diatas dapat diambila makna bimbingan bahwa:
Ø Bimbingan adalah suatu proses yang
berkelanjutan,berlangsung terus menerus dsan bukan kegiatan seketika.
Ø Bimbingan adalah bantuan,
mengembangkan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan siswa.
Ø Bantuan diberikan kepada individu,
individu yang diberikan bantuan adalah individu yang sedang berkembang dengan
segala keunikanya.
Ø Tujuan bimbingan adalah perkembangan
optimal, yaitu perkembangan yang sesuai denagn potensi dan sistem nilai tentang
kehidupan yang baik dan benar.
b. Prinsip-prinsip umum bimbingan
Prinsip-prinsip
berikut berkenaan dengan tujuan,praktek,dan kaidah umum pelaksanaan bimbingan
disekolah atau dalam tatanan pendidikan pada umunya.
1. Bimbingan diberikan kepada individu
yang sedang berada dalam proses perkembangan.
2. Bimbingan diperuntukkan bagi semua
siswa
3. Bimbingan dilaksanakan dengan
memperdulikan semua segi perkembangan siswa.
4. Bimbingan berdasar pada pengakuan
atas kemampuan individu,untuk menentukan pilihan.
5. Bimbingan adalah bagian terpadu dari
proses pendidikan.
6. Bimbingan dimaksudkan untuk membantu
siswa untuk merealisasikan dirinya.
2. Kedudukan dan Permasalahan Bimbingan di Sekolah Dasar
Secara formal kedudukan bimbingan
dalam Sistem Pendidikan di Indonesia telah dimuat dalam UU No. 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta Peraturan Pemerintahanya. Hal-hal
yang berkenaan dengan Pendidikan Dasar ,dimana Sekolah Dasar ada
didalamnya,dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28 tahun 1989,pasal 25 dalam
PP tersebut dikatakan bahwa :
1) Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi dalam menemukan
lingkungan dan merencanakan masa depan.
2) Bimbingan diberikan oleh guru
pembimbing.
Pengakuan
seperti ini
Pengakuan formal seperti ini
mengandung arti bahwa layanan bimbingan disekolah dasar perlu dilaksanakan
secara terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan itu. Adapun
yang menjadi target layanan bimbingan
adalah :
·
Siswa
denagn kecerdasn dan kemampuan yang tinggi
·
Siswa
yang mengalami kesulitan belajar
·
Siswa
dengan perilaku bermasalah.
3.
Hubangan Bimbingan dengan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan
pengalaman belajar bagi siswa untuk mempercepat intelektualnya. Secara umum
dapat dikatakan bahwa hubungan kegiatan ekstra kurikuler disekolah terletak
dalam dua hal pokok. Pertama bimbingan
merupakan piranti untuk mamahami rentan
kecakapan,prestasi,minat,kecakapan,kelemahan,masalahdan karakteristik
perkembanagn siswa. Kedua bimbingan
membantu siswa dalam memahami dan membantu siswa dalam memasuki kegiatan
belajar.
4.
Pendekatan Perkembangan denagan
Bimbingan
Ada empat pendekatan yang dapat
dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan :
a.
Krisis
Pembimbing menunggu munculnya suatu krisis dan dia bertindak
membantu seseorang yang menghadapi krisis itu.
b.
Remidial
Guru akan memfokuskan bantuanya kepada upaya menyembuhkan
kelemahan yang tampak.
c.
Preventif
Guru mencoba mengantisipasi masalah generik dan mencegah
terjadinya masalah.
d.
Perkembanagan
Pembimbing yang menggunakan pendekatan beranjak dari
pemahaman tentang ketrampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk
mencapai keberhasilan disekolah dan kehidupan.
Banyak cara dalam
merencang proses bimbingan,seperti yang diungkapkan diatas bahwa bimbingan perkembangan juga mencakup
layanan atau kegiatan atau kegiatan yang dilakukan dalam tiga pendekatan
lainya; dan program layanan yang dirancang bagi seluruh siswa merupakan program
utama dalam bimbingan. Adapun empat komponen pendekatan bimbingan perkembangan
yaitu :
1)
Layanan dasa bimbingan adalah layanan umum yang
diberllakukan bagi semua siswa.
2)
Layanan responsif adalah layanan yang diarahkan untuk
membantu siswa mengatasi masalah pada saat itu.
3)
Layanan perencanaan individual ialah layanan untuk membantu siswa
mengembangkan dan mengimplementasika rencana pendidikan,karir dan pribadi.
4)
Pendukung sistem adalah komponen yang berkaiatan
dengan aspek manajerial yang mencakup pengembangan program,pengembangan
staf,alokasi dan dan fasilitas.
TEKNIK
–TEKNIK MEMAHAMI
PERKEMBANGAN
MURID
Teknik-teknik dalam mengumpulkan data murid
pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar,yaitu teknik tes dan
teknik non tes.
1.
Teknik Tes adalah suatu prosedur yang
sistematis untuk mengobservasi tingkah laku individu dan menggambarkan tingkah
laku itu melalui skala angka atau sistem kategori. Tujuan teknik tes antara
lain untuk :
·
Menilai
kemampuan belajar murid.
·
Memberi
bimbingan belajar kepada murid.
·
Mengecek
kemajuan belajar.
·
Memahami
kesulitan belajar
Keseluruhan
macam tes untuk keperluan bimbingan dikelompokkan dalam tiga kelompok
tes,yaitu:
a.
Tes
kecerdasan, adalah prosedur yang sistematis denagn menggunakan instrumen untuk
mengetahui kemampuan individu terutama kemampuan berpikirnya.
b.
Tes
prestasi belajar ,disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemampuan
belajar murid.tes ini meliputi:
·
Tes
diagnosik, menentukan letak kesulitan murid terutama dalam mata pelajaran
berhitung.
·
Tes
prestasi belajar kelompok yang baku
·
Tes
prestasi belajar yang disusun oleh guru
c.
Tes
Bakat ,kemampuan khusus individu yang dapat berkembang melalui balajar dan
latihan. Untuk menetahui bakat individu telah dikembangkan beberapa macam
tes,seperti:
·
Rekonik,
mengukur kemampuan individu dalam aspek suara,nada,ritme,warna,bunyi,dan
memori.
·
Tes
Bakat Artistik, mengukur kemampuan menggmbar,melukis dan mematung.
·
Tes
Bakat Klerikal, mengukur kemampuan kecepatan dan ketelitian.
·
Tes
Bakat yang Multifator, mengukur berbagai kemampuan khusus yang telah lama
digunakan adalah DAT(Differential
Artitude Test)
2.
Teknik Non Tes merupakan prosedur pengumpulan data
yang dirancang untuk memahami pribadi murid,yang pada umumnya bersifat
kualitataf.teknik ini terdiri dari :
a.
Observasi ,yaitu teknik untuk mengamamati
suatu keadaan atau suatu kegiatan(tingkah laku).teknik observasi dapat
dikelompokkan kedalam beberapa jenis yaitu :
·
Observasi
sehari-hari, tidak direncanakan denagn seksama,dikerjakan sambil mengerjakakan
tugas rutin dan tidak memiliki pedoman.
·
Observasi
sistematis, dirancang dengan saksama, serta memilikimpedomanyang berisi
tujana,tempat,dan waktu.
·
Observasi
partisipasif, dimana observer berada dalam situasi yang sedang diamati.
·
Observasi
Non Partisipasif , observer tidak ada dalam situasi kegiatan siswa.
b.
Atatan Anekdot , catatan otentik hasil observasi
yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian dalam situasi yang
khusus.adapun syarat catatan anekdot antara lain :
·
Objektif
,catatan dibuat sendiri, dicatatn waktu kejadian berlangsung, dan
dideskripsikan dari suatu peristiwa yang terjadi.
·
Deskriptif,
catatan tentang suatu peristiwa yang lengkap disertai latar belakang dan
percakapan langsung.
·
Selektif,
situasi yang relevan denagn tujuan dan masalah yang sedang terjadi.
c.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan
informasi melalui komunikasi langsung dengan responden baik dari muri,orang tua
murid, atau orang lain untuk dimintai keterangan.
Kelebihan wawancara antara lain :
·
Teknik
paling tepat untuk menggungkapkan keadaan pribadi murid
·
Dapat
dilakukan pada setiap tingkatan umur
·
Dapat
diselenggarakan serempak dengan observasi
Kelemahan wawancara antara lain:
·
Tidak
efisien
·
Tergantung
kepada keadaan kedua belah pihak
·
Menuntut
penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
d.
Angket merupakan alat pengumpul data melalui
komunikasi tidak langsung,yaitu melalui tulisan.
e.
Autobiografi(riwayat atau karangan
pribadi) merupakan ungkapan
pribadi murid tentang pengalaman hidupnya,cita-cita dan keadaan keluargannya.
Karangan pribadi in, dalam pembuatanya dibagi kedalam dua jenis ,yaitu :
Ø Terstruktur ,karangan ini berdasrkan
tema judul yang telah ditentukan sebelumnya.
Ø Tidak terstruktur, murid diminta
membuat karanagan pribadi secara bebas tidak ditentukan kerangka karangan
sebelumnya.
f.
Sosiometri ,teknik ini bertujauan untuk
memperoleh informasi denagn hubungan atau interaksi sosial diantara murid.sosiometri
dapat digunakan sebagai:
· Mempebaiki hubungan insani diantara
anggota
· Menentukan kelompok kerja
· Meniliti kemampuan memimpin seorang
individu dalam kelompok tertentu.
g.
Studi kasus merupakan teknik mempelajari
perkembangan seorang murid secara menyeluruh dan mendalam serta mengungkap
seluruh aspek pribadi murid yang datanya diperoleh dari berbagai pihak.
BIMBINGAN BELAJAR DI SEKOLAH DASAR
1.
Definisi Belajar
Belajar
adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil pengalaman(Anita
E. Woll Folk, 1995:1996)
Belajar
aadalah proses tingkah laku(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan (Garry&Kingsley,1970:15).
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku yang bukan merupakan hasil
belajar antara lain :
·
Kecenderungan
perilaku instinktif,perilaku instinktif adalah pola respon yang dibawa sejak
lahir dan sudah dimiliki individu secara relatif sempurna.
·
Kematangan,
kematangan merupakan sebagai kesiapan seseorang baik fisik maupun psikis untuk
menjalankan fungsi sebagai mana mestinya.
·
Perubahan
perilaku yang sifatnya sementara,seperti keletihan, atau kekuatan karena
pengaruh obat-obatan.
2.
Bimbingan Belajar
Bembingan
belajar merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat
mengatasi masalah yang dihadapainya dalam belajar sehingga setelah melalui
proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Adapaun tujuan bimbingan belajar bagi murid Sd antara lain :
Pengembangan
sikap dan kebiasaan yang baik
Menumbuhkan
sikap disiplin dan terlatih
Mengembangkan
pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik
3.
Jenis-jenis Masalah belajar
Masalah
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat
kelancaraan proses belajarnya. Kondisi itu dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya yaitu berupa kelemahan yang dimiliki dan dapat juga berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan. Maka jenis masalah belajar di Sekolah
Dasar dapat dikelompokkan pada murid yang mengalami :
a. Keterlambatan akademik
b. Keterlambatan dalam belajar
c. Sangat lambat dalam belajar
d. Kurang motivasi dalam belajar
e. Bersikap dan kebiasaan buruk dalam
belajar
f.
Sering
tidak sekolah
4.
Mengidentfikasi Murid yang
Diperkirakan Mengalami Masalah Belajar
Murid yang mengalami masalah belajar,dapat
didefinisikan melalui :
a) Tes Hasil Belajar
Tes
hasil belajar adalah alat yang disusun untuk mengungkapkan kapan sejauh mana
murid dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran.
b) Tes Kemampuan Dasar
Tingkat
kemampuan ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan menggunakan tes
kecerdasan yang sudah baku.
c) Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
Sikap
dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar ,sebagian
dari sikap belajar kebiasaan belajar murid, dapat diketahui melalui pengamatan
yang dilakukan didalam kelas.
5.
Faktor Penyebab Terjadinya Masalah
Belajar Murid Sekolah Dasar
Pada
garis besarnya sebab timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan
kedalam dua kategori yaitu:
a. Faktor Internal( faktor yang berada diri
murid sendiri),antara lain:
ü Gangguan fisik
ü Ketidakseimbangan mental
ü Kelemahan emosional
ü Kelemahan yang disebabkan oleh
kebiasaan dan sikap belajar yang salah
b. Faktor internal(faktor yang timbul
dari luar individu),antara lain:
ü Sekolah (sikap kurikulum yang kurang
fleksibel,terlalu berat beben belajar, metode belajar yang salah,kurang alat
dan sumber belajar)
ü Keluarga (keluarga kurang
harmonis,sikap orang yang tidak memperhatikan pendidikan, keadaan ekonomi)
6.
Upaya Membantu Murid Dalam Mengatasi
Masalah Belajar
Murid yang mengalami
masalah belajar perlu mendaptkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut
yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan murid. beberapa upaya yang
dilakukan adalah dengan :
a) Pengajaran perbaikan
Merupakan
suatau bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkanatau membetulkan, pengajaran
yang membuat menjadi baik.
b) Kegiatan pengayaan
Kegiatan
pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberlakukan kepada seseorang
atau beberapa orang murid yang sangat cepat dalam belajar.
c) Peningkatan Motivasi Belajar
Guru dan staf sekolah
berkewajiban dalam upaya memberikan motivasi dalam belajar murid. prosedur yang
dapat dilakukan adalah dengan :
§ Memperjelas tujuan belajar
§ Menyesuaikan pengajaran denagn bakat
§ Mencipkatan suasana pembelajaran yang
menantang
§ Memberikan hadiah
§ Menciptakan suasana yang baik antara
guru dengan murid
§ Menghindari tekanan dan suasana yang
tidak menentu
§ Melengkapi sumber pelajaran
d) Peningkatan ketrampilan Belajar
Prosedur yang dapat
dilakukan diantaranya adalah:
§ Membuat catatan waktu guru mengajar
§ Membuat ringkasan dan bahan baca
§ Mengerjakan latihan soal
e) Pengembanagn Sikap dan Kebiasaan
Belajar yang Baik
Terdapat beberapa cara
yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik adalah :
§ Membantu murid menyusun rencana yang
baik
§ Membantu murid mengikuti kegiatan
belajar mengajar didalam kelas.
§ Melatih murid membaca cepat
§ Melatih murid mempelajari
bukunpelajaran secara efektif dan efisien
§ Membiasakan murid mengerjakan tugas
§ Membantu murid agar dapat berkembang
secara wajar dan sehat.
BIMBINGAN BAGI MURID
TUNA CAKAP BELAJAR
1.
Pengertian Murid Tuna Cakap Belajar
Istilah
yang sering digunakan untuk menyebut murid mengalami kesulitan belajar sangat
belajar (tuna cakap belajar) cukup beragam. Keragaman istilah ini disebabkan
oleh sudut pandang ahli yang berbeda ,seperti dikemukakan oleh :
a. Kelompok
Ahli Pendidikan, menyebutnya dengan istilah educationality
handicapped ialah sebutan bagi murid
karena mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pendidikan.
b. Bidang
Medis, menyebutnya dengan brain injured ,
minimal brain disfungsion , alasanya karena dari hasil deteksi secara medis
anak tuna cakap belajar mengalami penyimpanagn dalam perkembangan otaknya.
c. Kelompok
Ahli Psikolinguistik merupakan istilah language disorders,karena anak tuna
cakap belajar cenderung mengalami ganguan dalam berbahasa.
2.
Jenis-Jenis Tuna Belajar
a.
Minimal brain disfunction
Minimal brain
disfunction adalah ketakberfungsian minimal otak, baik digunakan merujuk suatu
kondisi gangguan syaraf minimal pada murid.
1.
Kelemahan dalam
presepsi dan pembentukan konsep
a. Kelemahan dalam membedakan ukuran
b. Kelemahan tilikan ruangan
c. Kelemahan orientasi waktu
d. Kelemahan dalam memperkirakan jaral
e. Kelemahan memebedakan bagian-keseluruhan
f.
Kelemahan
memehami kebutuhan
2. Gangguan bicara dan komunikasi
a. Kelemahan membedakan stimulus auditif
b. Perkembangan bahasa yang lamban
c. Seringkali kehilangan pendengaran
d. Seringkali berbicara tak teratur
3. Gangguan fungsi motorik
a. Seringkali gemetar atau menunjukan kekakuan
gerak
b. Hiperaktivitas
c. Hipoaktivitas
4. Prestasi dan pennyesuaian akademik
a. Ketakcakapan memebaca
b. Ketakcakapan berhitung
c. Ketakcakapan mengeja
d. Ketakcakapan menulis, menggambar
e. Kelambanan menyesuaikan pekerjaan
f.
Keimbangan
memahami instruksi
5. Karakteristik emosional
a. Implusif
b. Eksplosif
c. Kelemahan kendali emosi dan dorongan
d. Toleransi rendah terhadap frustasi
6. Gangguan proses berpikir
a. Ketakcakapan berpikir abstrak
b. Umumnya berpikir konkret
c. Kesulitan membentuk konsep
d. Seringkali berpikir tak terorganisasi
e. Keterbatasan tentang memori seringkali
berpikir autistik
b.
Aphasia
Aphasia adalah
kondisi anak gagal menguasai ucapan-ucapan bahasan yang bermakna ketika usia
sekitar 3tahun-an.
Secara garis
besar simptom aphasia dapat digolongkan menjadi 3 karakteristik utama :
1. Reseptive aphasia
a. Tidak dapat mengidentifikasi apa yang didengar
b. Tidak dapat melacak arah
c. Kemiskinan kosa kata
d. Tidak dapat memahami apa yang telah terjadi
dalam gambar
e. Tidak dapat memehami apa yang dia baca
2. Expressive aphasia
a. Jarang bicara dikelas
b. Kesulitan dalam melakukan peniruan
c. Banyak pembicaraan yang tidak sejalan dengan
ide
d. Jarang menampilkan gestur ( gerak tangan )
e. Ketakcakapan menggambarkan dan menulis
3. Inner aphasia
a. Tidak mampu melakukan asosiasi, oleh karena
itu sulit berpikir abstrak
b. Memberikan respon yang tak layak atas
panggilan sahutan
c. Lamban
c. Dyslexia
Dyslexia, ketakcakapan membaca, adalah
jenis lain gangguan belajar.Istilah ini awalnya digunakan dalam dunia medis,
dan sekarang digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak kecerdasan normal yang
mengalami kesulitan berkompetisi dengan temannya disekolah. Simptom umum yang
sering ditampilkan anak Dyslexia ialah :
1. Kelemahan orientasi kanan-kiri
2. Kecenderungan membaca kata bergerak mundur,
seperti “ dia” dibaca “aid”
3. Kelemahan keterampilan jari
4. Kesulitan dalam berhitung, kesalahan hitung
5. Kelemahan memori
6. Kesulitan auditif
7. Kelemahan memori visual tidak mampu
memvisualkan kembali objek, kata, atau huruf
8. Dalam membaca keras tidak mampu
mengkonversikan simbol visual ke dalam simbol auditif yang sejalan dengan bunyi
kata secara benar. Kata yang diucapkan tidak sesuai dengan apa yang dilihatnya.
d.
Kelemahan Preseptual atau Preseptual-Motorik
Kelemahan ini
sama dengan maslah yang sama dengan yang diatas. Presepsi dapat diidentifikasi
tanpa mengaitkan dengan aspek motorik. Presepsi itu sendiri membedakan stimulus
sensoris, yang pada gilirannya harus diorganisasikan ke dalam pola-pola yang
bermakna.
·
Faktor yang mempengaruhi anak mengalami atau
mempunyai kelemahan, ketidak mampuan dalam berpikir, menerima materi, stimulus dan rangsangannya
(anak tuna cakap) antara lain:
1. Faktor Intern ( dalam diri anak )
§ Minimal Brain Dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak) dalam berbagai kondisi kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa
memori, pengendalian perhatian
impuls (dorongan) atau fungsi motorik.
§ Aphasia
§ Kelemahandalammembaca (Dsylexia )
§ Kelemahan perceptual
2. Faktor Ekstern (dari luar diri anak)
§ Faktor keluarga
(keturunan)
§ Lingkungan
§ Beban pikiran
karena masalah dengan keluarga
§ Tidak adanya atau
kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga
§ Tidak adanya
bimbingan atau pengarahan
3. Karakteristik Murid Tuna Cakap Belajar
Karakteristik tuna cakap belajar yang
ditemukan pada murid, kecenderungan menunjukkan kesulitan dalam hal-hal
berikut.
·
Karakteristik Murid Tuna Cakap Belajar secara
umum :
1.
Memiliki kelemahan dalam berpikir dan menerima materi atau stimulus yang
diberikan oleh guru.
2.
Intelegensinya dibawah rata-rata.
3.
Tidak menunjukkan peningkatan
prestasi.
4.
Lebihcenderungmenyendiri,
cuek dan pemalu
5.
Tidur didalam kelas
6.
Tidak aktif
·
Karakteristik Murid Tuna Cakap Belajar dilihat
dari berbagai aspek :
a.
Aspek Kognitif
Yaitu murid yang
menunjukkan karakteristik kesulitan dalam masalh khusus, sepeti kemampuan
membaca, menulis, bicara, mendengarkan berpikir dan matematis. Semua merupakan
penekanan dari aspek akademi atau kognitif.
b.
Aspek bahasa
Yaitu murid yang
menunjukkan karakteristik kesulitan dalam mengekspresikan diri, baik secara
lisan ( verbal ) maupun tertulis. Murid cenderung mengalami kesulitan dalam
menerima dan memehami bahas ( bahasa reseptio ) serta dalam mengekspresikan diri
secara verbal ( bahasa ekspresif )
c.
Aspek motorik
Masalah aspek
motorik berkaitan dengan ketermpilan motorik-preseptual ( preceptual-motor
problem ). Yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan meniru rancangan
atau pola.
d.
Aspek sosial dan emosi
Dua karakteristik
yang sering diangkat sebagai karaktetristik soaialemosional murid tuna cakap
belajar ialah kelebihan emosional dan keimpulsifan.
·
Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak yang mengalami
kelemahan atau ketidak mampuan dalam menerima materi, stimulus dan rangsangan
(anak tuna cakap belajar) antara
lain:
§ Memberikan
perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya.
§ Khususnya bagi
orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
§ Maafkan dan
jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai
pemacu semangat mereka.
§ Jangan
sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban baginya.
§ Dekatilah dan
menjadi teman curhat setia bagi mereka.
Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.
4.
Identifikasi Ketunacakapan Belajar
Prosedur identifikasi pengajaran yang
digunakan untuk murid yang mengalami tuna cakap belajar, memiliki
prinsip-prinsip dasar evaluasi yang perlu dipahami guru. Prinsip dasar tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Tes atau teknik evaluasi lain harus diberikan
dalam bahasa anak.
b. Tidak ada prosedur tunggal yang bisa digunakan
untuk menentukan program pendidikan yang layak untuk anak berkesulitan belajar.
c. Evaluasi harus dilakukan oleh tim dari
berbagai disiplin.
Berikut beberapa prosedur yang diberlukan
dalam menilai seorang murid yang diduga mengalami tuna cakap belajar yang
khusus :
a. Penambahan anggota tim
b. Harus memiliki kriteria anak yang memilki ketunacakapan
belajar khusus
c. Melakukan observasi
d. Laporan tertulis
5.
Faktor yang Menimbulkan Ketunacakapan Belajar
Setelah dapat
diketahui jenis dan karakteristik dari murid yang mengalami tuna cakap belajar
maka selanjutnya seorang guru mampu mendiagnosis lebih lanjut dengan cara
memahami faktor yang menimbulkan ketunacakapan belajar anatara lain:
a. Kerusakan otak ,
Kerusan otak
berati terjadinya kerusakan syaraf seperti kasus encephalitis,meningnitis,dan toksik.
b. Faktor gangguan emosional
Terjadi karena
adanya trauma emosional yang berkepanjangan sehingga menggangu sistem urat
syaraf.
c. Faktor pengalaman
Faktor pengalaman
mencakup faktor seperti kesenjangan perkembangan dengan kemiskinan pengalaman
lingkungan.
6.
Teknik Membantu Anak Tuna Cakap Belajar dan
Pencegahanya
Cartwright
(1984), mengemukakan secara rinci tentang cara mengajar murid yang menagalami
tuna cakap belajar adalah sebagai berikut :
a. Bagi murid yang memiliki masalah pendengaran
dan penglihatan
v Guru duduk seperti murid didepan kelas
v Memberi tugas kelompok denagn dibantu temanya
v Guru memberi petunjuk secara lisan
maupuntertulis
b. Bagi murid yang memiliki masalah pendengaran
v Menggunakan alat visual
v Marangkum materi pokok dari setiap mata
pelajaran
v Memberi rancangan tertulis
v Menggunakan tape recorder
c. Bagi murid yang mengalami masalah visual dan
gerak
v Menggunakan banan yang sesuai dengan tingkat
kelas murid
v Memberi kesempatan murid untuk merangkum
penjelasan guru
v Memberi tugas secara tertulis
v
Mencoba memberi
tes lisan
Terdapat tiga layanan bimbingan yang dapat
dikembangkan secara terpadu dengan proses pembelajaran dalam upaya membantu
murid tuna cakap belajar yaitu sebagai beriku :
1.
Layanan Remidiasi
Terfokus
kepada upaya penyembuhan,mengurangi ,atau jika mungkin menghilangkan kesulitan.
2.
Layanan Kompensasi
Mengembangkan
komisi pembelajaran khusus luar kondisi yang normal atau baku yang memungkinkan
murid memperoleh kemajuan.
3.
Provensi
Langakah
pertama dalam melakukan provensi adalah mengidentifikasi murid sebelum dia
mengalami kesulitan belajar atau ketunackapan belajar.langkah ini dilakukan
melalui tes pemeriksaan terhadap aspek pribadi murid yaitu sebagai berikut:
v
Kesehatan
v
Perkembagan
v
Penglihatan dan
Pendengaran
v
Ketrampilan dan
Perspektual
v
Usia Pra sekolah
v
Usia Masuk TK
BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS DAN
BERBAKAT
1.
Dasar Formal dan Empirik Pelaksanaa Bimbingan
bagi Murid Cerdas dan Berbakat di SD
Salah satu upaya
pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM sebagaimana dimantapkan dalam GBHN
1993 adalah dengan melaksanakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun (Wajar
Diknas ( Tahun). Jika ditelaah dari kacamata strategi belajar kebijakaan
pendidikan nasional,pelaksanaan Wajar Diknas 9 Tahun merupakan perwujudan
strategi yang pertama yaitu pemerataan kesempatan. Dalam aspek pemerataan kesempatan
terkandung tiga arti yaitu :
1. Pemertaan kesempatan
2. Aksesibilitas dan
3. Keadilan atau kewajaran
Utami Munandar (1995) memberikan delapan
alasan perlunya pelayanan pendidikan khusus bagi murid cerdas dan berbakat,
yaitu :
a. Keberbakatan tubuh dari proses interaktif
antara lingkungan yang merangasang dari kemampuan pembawaan dan prosesnya.
b. Pendidikan atau sekolah hendaknya dapat
memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada anak untuk memperkembangkan
potensi sepenuhnya.
c. Jika anak berbakat dibatasi dan dihambat dalam
perkembanganya.
d. Terhadap kekhawatiran bahwa pelayanan
pendidikan khusus bagi anak berbakat atau membentuk kelompok elit.
e. Anak dan remaja merasa bahwa minat dan gagasan
sering berbeda dari teman sebaya.
f.
Jika kebutuhan
anak berbakat dipertimbangkan,dan dirancang program untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan mereka sejak awal.
g. Mereka yang berbakat jika diberi kesempatan
dan pelayanan pendidikan yang sesuai akan dapat memberi sumbanagan yang
bermakna kepada masyarakat.
h. Dari sejarah tokoh yang unggul dalam bidang
tertentu ternyata memenag ada diantara mereka yang semasa kecil dikenal sebagai
orang yang menonjol.
2.
Pengertian Murid Cerdas Berbakat
Pengertian murid
cerdas berbakat menurut dokumen resmi pemerintah digunakan istilah yang berbeda
. UUSPN (1989) dan Pedoman Kurikulum SD 1994 mengemukakan istilah kemampuan dan kecerdasan luar biasa.,sementara
GBHN (1993) menggunakan istilah anak
berbakat istimewa. Sedangkan UU No.
2/1989 pasal 8 ayat 1&2 menyatakan bahwa :
1) Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan
atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa.
2) Warga negara yang memiliki kemampuan dan
kecerdasn luar biasa memperoleh perhataian khusus.
GBHN 1993 telah mengamanatkan bahwa”anak didik
berbat istimewa perlu mendapat perhatiah
khusus agar mereka dapat mengembanagkan kemampuan sesuai denagn tingkat
pertumbuhan pribadinya”.
3.
Kebutuhan dan Karakteristik Murid Cerdas dan
Berbakat
Perbedaana
program pendidikan murid cerdas berbakat dengan anak biasa bukan sekedar
berbeda,tetapi secara kualitatif memeng harus berbada. Perbedaan secara
kualitatif mutlak perlu karena anak murid cerdas dan berbakat memiliki
karakteristik dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda dengan peserta
didik biasa.
Dalam upaya pengembangan model program pendidikan
yang kondusif bagi anak murid cerdas berbakat ,perli dilakukan analisis
kebutuhan dan permaslahan perkembanagan yang mungkin muncul dari aspek yang
telah disebutkan diatas.adapun implikasinya bagi pengembanagn program
pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Perkembanagan fisik
Anak berbakat
sangat mungkin menagalami kesenjanagan antara perkembanagan fisik dan
intelektual dan sekolah secara tidak sengaja menghambat aktifitas fisik mereka.
b. Perkembanagn kongnitif
Menurut
(Thomson,Berger,Berry, 1980;Kerch,1969, Mac Lean 1979)secar struktur biologis
memang ada perbedaan struktur otak antara anak berbakat dengan anak normal.
c. Perkembangan Emosi
Karakteristik
kemapuan kongnitif yang tinggi pada anak berbakat dan kepekaanya terhadap dunia
sekitar menjadikan anak memiliki akumulasi informasi yang banyak.Apabila denagn
fungsi kongnitifnya dia mampu mengolah informasi dan membutuhkan kesadaran akan
dirinya dan dunianya akan menjadikan anak berbakat menunjukkan perkembangan
emosi yang matang dan stabil.
d. Perkembanagn sosial
Temuan
generalisasi sering kali menunjukkan karakteristik populasi yang selalu tidak
dapat diterapkan secara individual,cenderung menunjukkan bahwa perkembanagan
sosial anak berbakat memeng lebih baik daripada anak normal.
4.
Identifikasi Murid Cerdas Dan Berbakat
Identifikasi
murid cerdas dan berbakat pada dasarnya dapat
dilakukan sedini mungkin ,yaitu pada usia 1-2 tahun. Pada usia lebih tua
2-6 tahun identifikasi anak cerdas dan berbakat dilakukan dengan lebih rinci beserta
nuansa yang lebih kaya. Maka identifikasi anak berbakat pada usia 6 tahun,
melainkan berlanjut sampai anak masuk jenjang sekolah bahkan sampai perguruan
tinggi sekalipun.
Identifikasi
dapat dilakukan dengan menggunakan tes kecerdasan dan tes lain seperti minat,
kreativitas serta perlu adanya motivasi. Identifikasi murid di sekolah dapat
dilakukan melalui :
a. Tahap Penjaringan
Tahap penjaringan
murid dapat dilakukan dengan menganalisa data prestasi belajar,usia
kronologis,nominasi oleh teman sekelas,orang tua dan guru.
b. Tahap Seleksi
Tahap seleksi
dilakukan kepada siswa yang telah lolos tahap penjaringan. Tes ini disaring
dengan menggunakan tes seperti : Colour Progressive Matrice(CPM),Wechler
intelligence Scale for Childern(WISC).
5.
Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Murid Cerdas
dan Berbakat
Secara
konvensional model penyelenggaraan pendididkan murid cerdas berbakat dapat
dikelompokan menjadi :
1) Akselerasi
Model akselerasi ini dilakukan ,pada akhirnya
peserta didik dapat menyelesaikan pendidikan dalam waktu yang lebih singkat.
2) Pengayaan
Memberi tugas tambahan pada siswa yang
memiliki kemampuan unggul.
3) Kelas khusus atau Ability Grouping
Membuat kelas
khusus di sekolah bagi murid yang memilki keunggulan.
4) Bimbingan dan Konseling
Terdapat kecenderungan berkembang minat
konseling dalam mempertemukan kebutahan siswa yang berkemampuan unggul.
6.
Teknik Bimbingan Bagi Murid Cerdas dan
Berbakat
Sejalan dengan
karakteristik dan kebutuhan yang diuraikan hasil temuan studi,dimensi keutuhan
perkembangan pribadi akan mencakup unsur sebagai berikut :
a. Pengembangan
ranah kongnitif/intelektual
b. Pengembangan ranah afektif
c. Pengembangan ranah fisik
d. Pengembangan ranah intuitif
e. Pengembangan ranah kemasyarakatan
7.
Penyelenggaraan Kelas Unggulan Sebagai Model
Bimbingan bagi Murid Cerdas Berbakat
a. Pengertian Kelas Unggulan
Adalah kelas yang
terdiri atas jumlah siswa karena prestasinya menonjol di kelas tertentu.
b. PBM di Kelas Unggulan
Diupayakan
memilki keunggulan dibandingkan kelas biasa sehingga saran adan prasarana kelas
unggulan hat=rus lebih baik.
c. Model-model Penyelenggaraan Kelas Unggulan di
SD
Menurut hasil
survei penyelenggaraan kelas unggulan memilki perbedaan di setiap
daerah,tergantung daerah masing-masing.
d. Kelebihan dan kekurangan Model Kelas Unggulan
Kelebiahan : akan
memudahkan guru dalam mengembanagkan kemampuan atau potensi siswa seoptimal
mungkin.
Kelemahan: akan
menimbulkan sikap eksklusif ,elitisme,memiliki perasaan berbeda dari yang lain.
e. Bimbingan Bagi Siswa Kelas Unggulan
Dari awal
hendaknya diberikan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
BIMBINGAN BAGI MURID
BERKELAINAN
1. Pengertian Murid Berkelainan
Pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang khusus
diselenggarakan bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisik atau mental.
2.
Hak dan
Kebutuhan Murid Berkelainan
a. Hak Murid
Murid
yang berkelainan juga memiliki hak yang sama dengan murid yang normal. Hal ini
teracantum dalam undang-undang yaitu mereka:
v Berhak
mendapat pemiliharaan
v Berhak
mendapatkan pendidikan
v Berhak
mendapatkan jaminan kerja
v Berhak
berpendapat
v Berhak
bersuara,dsb.
b. Kebutunah
Murid
Pada
dasarnya kebutuhan murid berkelainan adalah sama dengan kebutuhan murid yang
normal.kebutuhan yang dimaksud adalah :
v Kebutuhan
sosial
v Kebutuhan
pendidikan
v Kebutuhan
disiplin
v Kebutuhan akan
gambaran diri
v Kebutuhan
kepercayaan diri
v Kebutuhan
kebebasan berkembang
3.
Jenis-jenis
Murid Berkelainan
Berdasarkan
UUSPN (1994:206) jenis kelainan peserta didik dikemukakan sebagai berikut :
a. Kelainan
fisik
·
Tuna Netra ( gangguan penglihatan )
·
Tuna Rungu ( gangguan pendenagaran )
·
Tuna Daksa ( gangguan tulang dan otot)
b. Kelainan
mental
·
Tuna grahita ringan (kemampuan intelektual dibawah
rata-rata)
·
Tuna grahita sedang
c. Kelaiana
perilaku
·
Tuna laras ( kurang dapat menyesuaiakan diri dengan
lingkungan)
4.
Faktor
Penyebab Murid Berkelainan
Secara
umum penyebab berkelainan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yakni ;
a. Sebelum
dilahirkan
v
Gangguan genitika
v
Infeksi ibu hamil
v
Usia ibu hamil
v
Keracunan saat hamil
v
Pengguguran kandungan
v
Bayi lahir premature
b. Saat
dilahirkan
v
Proses kelahiran yang lama
v
Kelahiran dengan alat
v
Kehamilan lama
c. Setelah
dilahirkan
v
Penyakit infeksikekurangan zat makan tertentu
v
Kecelakaan
v
Keracunan
5.
Alternatif
Bantuan serta Bimbingan Khusus yang Diberikan Bagi Murid Berkelainan
Berkenaan dengan bimbingan terhadap murid berkelainan,pada
uraian berikut akan dibahas alternatif bantuan sesuai dengan jenis kelainan.
a. Tunanetra
Diberikan bantuan dengan proses komunikasi verbal,
mengembangkan semangat dan konsep diri yang positif,serta mengenal gambar
lingkungan dengan jelas.
b. Tunarungu
Jenis
bantuan yang diberikan dapar berupa :
·
Bimbingan
komunikasi
·
Bimbingan pribadi
·
Bimbingan sosial
c. Tunadaksa
Mengembagkan untuk menghargai diri sendiri,menerima anak
dengan apa adanya. Memberikan dukungan keluarga dan masyarakat terhadap kepribadianya.
d. Tunagrahita
Pemberian
bantuan kepada anak tunagrahita lebih difokuskan kepada orang tuanya. Kepada
mereka diberikan bimbingan :
·
Upaya menghilangkan rasa kecewa
·
Mengembangkan sikap respek terhadap anak
·
Mengembangkan kemandirian anak
Sedang
pemberian kepada anak secara langsung adalah :
·
Mengatasai kesuliatan dalam mengurus dirinya sendiri
·
Mengatasi kesulitan dalam menyesuaiakan diri dengan
lingkungan
·
Menggunakan kemampuanya untuk mendapatkan ketrampilan
e. Tunalaras
Upaya
pemberian bantuan kepada anak tunalarsa diantaranya :
·
Memperhatikan kebutuhan anak
·
Membimbing kedisiplinan
·
Memberikan kesibukan untuk mengisi waktu luang
·
Membantu mengembangkan konsep diri yang positif
·
Merujuk anak kepda pihak yang berwenag
TUGAS RANGKUMAN MATERI BIMBINGAN dan KONSELING BAB I-VI
Nama :
MORTININGSIH
Nim :
292012225
Tidak ada komentar:
Posting Komentar